Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan peringatan soal ancaman kebakaran hutan dan lahan tahun 2017 yang diprediksi lebih serius dibandingkan tahun 2015 dan 2016. Sebab musim kemarau tahun ini normal.
"Kalau kemarau normal, maka kerawanan kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi. Karena itu kita tidak boleh lengah. Harus waspada dan siaga," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei saat menghadiri peluncuran program Desa Bebas Api 2017 yang digagas PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Selasa (16/05).
Willem mengatakan, saat ini di Indonesia baru Riau dan Sumatera Selatan yang menetapkan status siaga darurat. "Kami imbau daerah lain segera menyatakan (siaga) juga. Supaya kita bisa menggunakan sumber daya dari pusat," kata Willem.
Pemerintah sudah mengalokasikan dana on call sebesar Rp2 triliun. Dana itu untuk menanggulangi seluruh bencana, termasuk kebakaran hutan dan lahan. "Dana tersebut terletak di Kementerian Keuangan. Kalau ingin digunakan BNPB harus mengajukan terlebih dahulu," jelas Willem.
Terkait program Desa Bebas Api yang digagas PT RAPP, Willem mengapresiasi. Karena apa yang dilakukan perusahaan tersebut investasi cukup efektif. Dan desa merupakan salah satu pahlawan lingkungan karena ikut aktif menjaga agar tidak terjadi Karhutla.
Untuk mendukung program pemerintah mencegah sejak dini Karhutla, PT RAPP yang merupakan unit bisnis dari APRIL Grup kembali meluncurkan Program Desa Bebas Api atau Free Fire Village Program tahun 2017.
Untuk tahun 2017 ini, jumlah desa di Provinsi Riau yang termasuk dalam program Desa Bebas Api berjumlah 18 desa yang berasal dari Kabupaten Pelalawan dan Kepulauan Meranti.
© Copyright 2024, All Rights Reserved