Sebanyak 17 dari 22 kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, merupakan wilayah yang sering dilanda gelombang panas El Nino setiap tahunnya. Daerah itu diminta waspada dan mengantisipasi ancaman kekeringan terjadi di wilayahnya.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT, Yohanes Tay Ruba kepada pers, Senin (22/06). Gelombang panas El Nino dikabarkan mulai melanda sejak Juni hingga mencapai puncaknya pada November 2015 nanti.
Yohanes mengatakan, 17 kabupaten yang dimaksud itu antara lain, Kabupaten Ende, Lembata, Alor, Sumba Timur, Sumba Tengah, Kupang, Nagekeo, Flores Timur, Sabu Raijua, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sikka, Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan (TTS), Belu, Malaka, dan Sikka.
“Hanya 5 kabupaten yang masih aman dari bencana kekeringan ini yakni Ngada, Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur dan Kota Kupang. Semua kabupaten mengalami kekeringan dan yang paling parah adalah 17 kabupaten itu," ujar dia.
Yohanes mengatakan, untuk mengatasi kekeringan ini, petani dianjurkan menyiapkan lahan untuk pada waktunya menanam tanaman umur pendek dan cepat dipanen.
“Tanaman umur pendek ini dilakukan petani setempat karena cepat dipanen dan tidak terdahului kemarau panjang yang berdampak kekeringan," katanya.
Langkah lain yang diambil, yaitu dengan merancang dan melaksanakan program padat karya penghijauan sekaligus untuk membuka lapangan kerja bagi pekerja yang sedang menganggur, sekaligus mencegah tindakan merusak hutan.
Selain itu, petani harus memanfaatkan embung, yakni cadangan air di pematang sawah untuk menampung air hujan. "Pemerintah setempat telah membangun sejumlah embung. Terutama embung yang sudah 5 tahun ke atas dan telah menampung air, wajib dimanfaatkan untuk mengairi atau menyiram tanaman kalau terancaman kekeringan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved