Kelangkaan beras kualitas medium di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), membuat pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera bertindak dengan menggelar Operasi Pasar (OP). Dalam OP kali ini, beras medium dijual dengan harga Rp8.100 per kilogram (kg).
OP tersebut dibuka secara langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, di PIBC, Jakarta, Selasa (10/10).
Djarot mengatakan OP beras ini digelar karena pihaknya ingin meletakkan dasar-dasar pengendalian harga beras di Jakarta. Selain itu, pihaknya juga ingin Jakarta fokus mengamankan stok pangan terutama beras. Sehingga OP beras ini dapat membantu pemerintah untuk mengatasi inflasi.
"Strategi ini sudah pernah berhasil dilakukan pada saat moment Idul Fitri lalu. Sehingga kita berhasil mengendalikan inflasi di lapangan pada saat Lebaran lalu. Bahkan, inflasi yang terjadi itu merupakan inflasi yang terendah dalam sejarah perekonomian Indonesia," katanya kepada politikindonesia.com disela-sela acara tersebut.
Djarot menyebutkan, pihaknya sudah melakukan berbagai strategi untuk menstabilkan harga beras di pasar. Salah satunya adalah menggunankan lemari penyimpanan khusus (food storage) untuk menyimpan stok beras dan bahan pokok lainnya.
"Sehingga kalau panen, bisa menyimpannya. Begitu juga, apabila terjadi krisis bahan pangan yang disimpan di food storage bisa langsung digunakan," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menambahkan OP beras ini digelar mulai Oktober 2017 hingga Maret 2018. Kegiatan kali ini mendistribusikan sebanyak 75.000 ton beras medium yang mengalami kelangkaan. Karena harga beras dipasaran mulai naik dalam sebulan terakhir.
"Produksi dan suplai beras ke PIBC sebetulnya masih aman, meski ada El Nino yang menyebabkan kekeringan di berbagai daerah. Kenaikan harga beras saat ini lebih disebabkan oleh faktor psikologis pasar saja akibat adanya berita kekeringan di berbagai daerah," ungkapnya.
Amran menjelaskan, masyarakat tak perlu khawatir dengan kenaikan harga beras. Apalagi, kenaikan harga beras tak terlalu signifikan, hanya 2 hingga 3 persen. Sebab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar beras. Saat ini stok beras medium Bulog hanya 1,1 juta ton.
"Dengan kenaikan harga beras tersebut, Presiden memihta Bulog lepas 300.000 ton untuk operasi pasar. Sehingga harga beras bisa normal kembali. Tetapi saya rasa untuk menstabilkan harga beras, Bulog cukup mengguyur 50.000 ton beras saja. Saya optimis harga beras bisa normal kembali," bebernya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita menyatakan, OP beras ini dilakukan untuk menambah pasokan beras medium yang mulai berkurang di PIBC. OP beras kali ini menggunakan cadangan beras pemerintah yang ada di Bulog. Berapapun jumlahnya akan gelontorkan. Karena stok beras cukup untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga beras.
“Total beras medium yang disediakan untuk OP beras ini sebanyak 75.000 ton. Beras tersebut akan disalurkan secara bertahap setiap minggunya. Kami menjamin cara ini akan dilakukan seefektif mungkin, sesuai aturan yang harus dipertanggungjawabkan para pedagang. Karena nantinya, ada tim yang akan mengecek dan melakukan pengawasan dengan melibatkan satgas pangan," pungkas Enggar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved