Ada beberapa langkah yang ditempuh Partai Demokrat untuk memperbaiki tingkat elektabilitasnya dan meraih kemenangan dalam pemilu 2014 mendatang. Langkah-langkah itu dibeberkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat temu kader Demokrat DKI Jakarta di Jakarta Internasional Expo, Selasa (14/01) malam.
Setidaknya demikian yang disampaikan Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie, yang turut hadir dalam temu kader itu. Temu kader tersebut berlangsung tertutup bagi wartawan.
“Ada beberapa langkah disampaikan agar Partai Demokrat kembali menang pada Pemilu 2014,” ujar Marzuki, yang juga peserta Konvensi Capres dari Demokrat.
Marzuki mengatakan, setidaknya ada 7 langkah yang dapat dilakukan oleh jajaran Demokrat menghadapi Pemilu 2014 yang tinggal beberapa bulan ini.
Pertama, dengan terus memberikan informasi yang benar terkait capaian-capaian pemerintahan pimpinan SBY-Boediono sekaligus juga meluruskan persepsi yang salah tentang Partai Demokrat.
Marzuki menyebut, banyak capaian-capaian dan prestasi yang selama ini tenggelam dan kurang dimunculkan di masyarakat. Misalnya, terkait pertumbuhan ekonomi, pengelolaan utang dan keluar dari IMF maupun juga penyelesaian konflik-konflik di berbagai daerah seperti Poso, Maluku maupun di Aceh.
Selain itu, muncul pula isu terkait pemberantasan korupsi yang dilakukan tanpa pandang bulu oleh pemerintahan Presiden SBY. Namun sayangnya, ujar Marzuki, sebagian kalangan justru memunculkan persepsi negatif terkait itu.
Seolah-olah, ujar dia, Demokrat menjadi partai terkorup. Padahal, yang dilakukan SBY adalah melaksanakan komitmen pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, bahkan terhadap kader Demokrat sendiri.
Marzuki menambahkan, selama ini Demokrat bukanlah partai yang terkorup. Ketua DPR itu menyebut, berdasarkan catatan KPK, korupsi yang melibatkan kader Demokrat sekitar 15 persen dan menduduki nomor urut ketiga dibanding partai politik lain. Sementara parpol yang paling korup, atau menduduki nomor 1, mencapai 25 persen.
Sedangkan dari catatan Kepolisian dan Kejaksaan, hanya 9,9 persen, sedangkan 45 persen dari parpol lain. “Itu data, kita akui. Kita ada kekurangan, namun siapaun yang korupsi di partai kami, kami keluarkan. Itu komitmen. Kita bukan partai paling korup namun seolah-olah Demokrat terkorup," katanya.
Hal - hal inilah yang menurut dia, juga harus dijelaskan kepada masyarakat sehingga memahami dengan benar dukungan Demokrat dalam pemberantasan korupsi.
Marzuki menambahkan, langkah lainnya adalah mencari calon presiden yang memiliki integritas, kapabilitas dan bisa dipercaya guna meneruskan program-program kerakyatan yang telah berjalan sukses.
© Copyright 2024, All Rights Reserved