Ditengah desakan internasional untuk mengakhiri kekerasan, militer Israel pada Kamis (17/07), mengumumkan akan segera melancarkan serangan darat ke Gaza, Palestina. Selama 10 hari terakhir, serangan udara memakai pesawat tempur dan Angkatan Laut telah menggempur Gaza.
Belum ada penyebutan waktu serangan darat terkait operasi Protective Edge ini akan digelar, termasuk seberapa lama dan intens serangan akan dilakukan. Tekanan internasional semakin kencang untuk dilaksanakannya gencatan senjata, menyusul terus bertambahnya korban tewas di warga Palestina.
Setelah jeda 5 jam menyusul terbunuhnya 4 bocah di Pantai Gaza oleh serangan Angkatan Laut Israel pada Rabu (16/07), serangkaian tembakan terdengar di kawasan Rafah di Gaza selatan pada sepanjang Kamis malam. Sejauh ini belum terlihat pergerakan tank mendekati perbatasan ke wilayah otoritas Palestina di Gaza.
Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri menanggapi pengumuman serangan darat Israel tersebut dengan mengatakan, "Kami memperingatkan Netanyahu konsekuensi mengerikan dari tindakan bodoh itu."
Militer Israel menyatakan, serangan darat akan mencakup infateri, lapis baja, teknik, artileri, dan intelijen, dengan dukungan dari udara dan laut. Serangan ini melibatkan pula 18.000 tentara cadangan, menambah 30.000 pasukan cadangan yang sudah lebih dulu dipanggil.
Pernyataan kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, sudah ada perintah untuk menghancurkan terowongan yang digali pejuang Palestina untuk menyusup ke Israel.
Sementara itu, juru bicara militer Israel mengatakan, pasukannya tidak sedang mencoba menggulingkan dominasi Hamas di Gaza. Tujuan semacam itu mengharuskan serangan ke kawasan padat penduduk di Gaza City yang akan mahal bagi kedua belah pihak.
Perang darat besar-besaran antara Israel dengan Palestina terakhir kali terjadi pada akhir 2008 hingga akhir 2009. Saat itu, 1.400-an warga Palestina tewas, sementara di pihak Israel ada 13 orang tewas.
© Copyright 2024, All Rights Reserved