Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya menetapkan Djan Faridz sebagai Ketua Umum PPP periode 2014-2019 menggantikan Suryadharma Ali. Keputusan penetapan diambil dalam sidang paripurna Muktamar VIII, Sabtu (01/11) malam.
Penetapan Djan berlangsung mulus dan cepat karena pemilihan tidak digelar melalui voting. Sebelumnya, hasil pandangan 9 regional yang mewakili Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP semuanya mendukung Djan sebagai calon ketum.
"Saudara Djan Faridz kita tetapkan sebagai ketum terpilih PPP," ujar ketua sidang paripurna Habil Marati mengetuk palu.
Ketuk palu ketua sidang langsung disambut salawat para pengurus daerah. Beberapa orang di antaranya langsung memeluk dan menyalami Djan Faridz. Sedangkan Ahmad Yani yang menginginkan pemilihan lewat voting langsung ke luar ruangan.
Sementara Djan berjanji akan membuka komunikasi dengan kubu PPP Muktamar Surabaya yang dipimpin Romahurmuziy (Romi). Djan ingin Romi dan kubunya kembali ke PPP yang dipimpinnya. "Jadi kita selalu terbuka untuk mereka kembali ke rumah besarnya," kata Djan.
Djan berencana memanggil pengurus PPP hasil Muktamar Surabaya. Sebab islah harus dilakukan antara pengurus yang sudah berseberangan. "Kita akan coba memanggil langsung dalam waktu sesingkat-singkatnya kita akan memanggil mereka untuk menjalin tali silaturahmi kembali supaya kita bisa menjadi satu kesatuan di dalam PPP," ujar Djan.
Dalam penutupan Muktamar, putra Ketua Majelis Syariah (demisioner) KH Maimoen Zubair, Majid Kamil menyampaikan pesan dari ayahnya bagi 435 DPC dan 31 DPW.
Mbah Moen sapaan Maimoen disebut Majid meminta Djan Faridz sebagai ketum terpilih mengajak islah kubu Romi.
"Beliau berpesan kepada yang hadir dan tentunya ketum yang terpilih memperjuangkan sebagaimana tema Muktamar adalah islah nasional untuk rakyat. Ketum Djan Faridz sebisa mungkin merangkul kubu-kubu yang masih takut kesini bahkan yang beseteru. Sesedia mungkin diajak bersama-sama," kata Majid.
Majid menyebut Mbah Moen menelpon dirinya pada Sabtu (01/11) jelang paripurna pemilihan ketum PPP. Dia membantah ketidakhadiran Mbah Moen di Muktamar Jakarta diartikan tidak adanya restu.
"Tetapi Alhamdulilah dan Demi Allah saya berdiri disini atas amanat dan telepon langsung dari beliau KH Maimoen Zubair. Beliau minta maaf beribu-ribu maaf karena tidak bisa hadir di Muktamar VIII tentunya kemarin sudah diungkapkan apa alasannya," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved