Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, dirinya telah menolak usulan sejumlah perusahaan, baik nasional maupun asing yang ingin menghubungkan langsung Kota Dumai di Riau dengan Semenanjung Malaysia. Presiden beralasan ingin menyelesaikan konektivitas dalam negeri dulu sebelum disambungkan langsung dengan negara-negara tetangga.
“Saya diminta oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia, baik Pak Abdullah Badawi maupun Pak Najib sekarang untuk menghubungkan Dumai ke Semenangjung Malaysia tapi saya tidak setuju,” kata Presiden SBY pada pemaparan pengembangan penyeberangan Merak-Bakauheni dan Stasiun Kereta Api Merak, di Kantor PT. ASDP Indonesia Feri (Persero), Pelabuhan Penyeberangan Merak, Provinsi Banten, Rabu siang (05/03). Pemaparan disampaikan oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono.
Menurut SBY, dia juga telah dilobi oleh perusahaan-perusahaan nasional, oleh perusahaan-perusahaan Malaysia untuk menghubungkan jalur Dumai-Semenanjung Malaysia itu.
“Saya tidak setuju, saya ingin terhubung dulu dengan manis (di dalam negeri). Setelah kita terhubung baru kita menghubungkan dengan jazirah Asia,” kata SBY.
Menurut Presiden, kalau i di dalam negeri belum saling terhubung, nanti kekayaan Indonesia akan tersedot dan Indonesia pada posisi merugi. Presiden SBY lebih memilih mempercepat pembangunan konektivitas Nusantara, baik melalui darat, laut maupun udara.
Dalam kesempatan itu, Presiden SBY menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan jajaran Kementerian Perhubungan, instansi-instansi terkait dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah bisa menyambungkan wilayah Selatan Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Juga akan selesainya konektivitas yang menghubungkan wilayah Tengah Nusantara.
“Inilah misi kita, Alhamdulillah 10 tahun ini sudah bisa rampungkan 2 sampul itu. Saya kira presiden pengganti saya harus bisa menghubungkan yang utara itu 5 tahun dan kemudian 5 tahun berikutnya lagi akan menghubungkan ke wilayah lain,” kata SBY.
Menurut data Kementerian Perhubungan, Sabuk Selatan Nusantara ini merupakan perpaduan antara jalan nasional arteri dan feri penyeberangan, menghubungkan 16 pulau, serta memiliki 5.330 km jalan dan 1.600 mil laut. Jalur tersebut dilayani oleh 115 kapal feri pada 11 lintas penyeberangan di seluruh Indonesia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved