Wakil Presiden Boediono tak bisa menyembunyikan kegembiraannya bertemu mantan Presiden BJ Habibie. Kedua tokoh bertemu dalam panggung Muktamar V ICMI, yang dibuka Wapres di Istana Bogor, Minggu (05/12).
Dalam sambutannya, Boediono mengatakan mengagumi Habibie, pendiri sekaligus mantan Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada 1990. Meski seorang ekonom, Boediono tak pernah memandang enteng Habibie, yang antara lain terkenal Habibienomic-nya.
"Saya memang seorang ekonom, tapi tidak pernah melihat sebelah mata Pak Habibie, beliau itu idola saya. Saya juga pernah menjadi anak buah beliau," kata Boediono disambut tepuk tanggan 1.200 orang peserta Muktamar tersebut.
Boediono yang berbatik hitam dengan corak merah mengungkapkan, hadirnya Habibie di ICMI membuat organiasi itu menjadi icon perpaduan antara iman dan takwa serta iptek. "ICMI berada pada garda terdepan dalam reformasi."
Belum lama ini Habibie Center merayakan ulang tahunnya yang ke-11. Hal tersebut menurut Boediono, tak bisa dipisahkan dari acara milad ICMI ke-20. Hal itu, kata dia, menunjukkan tantangan besar untuk ke depan. "Perjalanan ini masih banyak risikonya yang harus kita kawal."
Boediono menyatakan ICMI sudah memberi sumbangan untuk memajukan Indonesia. Namun pembangunan belum selesai. Masih banyak agenda yang harus dilakukan. "Kita generasi yang menanamkan pondasi. Lebih banyak memberi daripada mengambil."
Dalam penilaian Boediono, ICMI organisasi yang peduli dengna rakyat. Kepedulian itu, kata bekas Gubernur Bank Indonesia itu, dikombinasikan antara iptek dan imtak. ICMI dan seluruh ormas Islam harus besatu. "Kita harus bersatu, karena dalam era yang tajam ini sulit jika bercerai."
© Copyright 2024, All Rights Reserved