Pemerintah Malaysia mengumumkan pembentukan tim investigasi internasional. Tim ini akan menginvestigasi insiden pesawat Malaysia Airlines MH17. Tim berisi gabungan dari para pejabat asal Belanda, Malaysia, Inggris dan Amerika Serikat.
Meski sudah dibentuk, tetapi tim diprediksi akan menemui hambatan. Sebab, pemerintah Ukraina tidak bisa menjamin keselamatan tim investigasi internasional di dalam dan sekitar lokasi kecelakaan. Apalagi lokasi tersebut berada di bawah kontrol penuh kelompok separatis.
Menteri Transportasi Malaysia, Liow Tiong Lai mengatakan, Malaysia sangat prihatin dengan situasi tersebut. Malaysia meminta agar dibukakan akses langsung dan tak terbatas ke lokasi kecelakaan. Termasuk jaminan keamanan bagi para anggota tim investigasi internasional.
"Malaysia menuntut semua sisa-sisa jenazah para korban harus diizinkan untuk ditemukan, diidentifikasi dan dipulangkan," kata Liow Tiong Lai di Kiev, Minggu (20/07).
Liow mengatakan, sejauh ini, satu-satunya badan internasional yang telah berhasil mendapatkan akses singkat ke lokasi kecelakaan adalah Organisasi untuk Keamanan dan Kerja sama di Eropa (OSCE).
Liow tiba di Kiev pada Minggu (20/07) didampingi oleh Direktur Jenderal Departemen Penerbangan Sipil Malaysia dan pimpinan Malaysia Airlines. Tim Malaysia terdiri dari 133 pejabat dan ahli, yang terdiri para personil pencari dan pemulihan, ahli forensik, teknis dan ahli medis tiba di Kiev Sabtu pagi (19/07).
Liow telah bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Ukraina Volodymyr Groysman, Ketua Komisi Khusus Pemerintah Ukraina mengenai MH17, dan Menteri Infrastruktur Ukraina Maksym Burbak serta Ketua Badan Penerbangan Negara Ukraina Denys Antonyuk.(ar)
© Copyright 2024, All Rights Reserved