Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) menyampaikan peringatan, agar otoritas penanganan bencana mewaspadai potensi gempa besar di sekitar Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diminta lebih serius menanggapi peringatan para ahli gempa tersebut.
Permintaan tersebut disampaikan asisten SKP BSB Iwan Sumule, dalam perbincangannya dengan politikindonesia.com, Rabu (02/02). Iwan mengaku khawatir, jika BNPB menganggap remeh peringatan ahli-ahli gempa itu.
Kantor Staf Khusus Presiden yang dipimpin Andi Arief itu mengatakan, sejumlah ahli gempa Indonesia telah menyampaikan peringatan yang perlu menjadi perhatian serius. Ahli gempa menyatakan, gempa bumi berkekuatan 7,2 Skala Richter yang memicu tsunami di Kepulauan Mentawai akhir Oktober 2010 lalu menjadi semacam isyarat, yang mendahului gempa besar yang mungkin terjadi pada tahun-tahun ini.
Potensi gempa besar itu dapat terjadi di wilayah yang meliputi Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, hingga pertengahan Pulau Pagai Selatan.
Kelompok ahli gempa yang dipimpin Dr. Danny Hilman Natawidjaya dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memprediksi gempa berdasarkan pola gempa-gempa besar di wilayah Mentawai yang cenderung berulang.
Siklus gempa besar di zona subduksi Mentawai berulang mengikuti siklus 200 tahunan. Pada 25 Oktober tahun lalu, Mentawai dihajar gempa dan tsunami yang mengakibatkan lebih dari 400 orang meninggal, dan sekitar 15.000 warga mengungsi. Gempa dahsyat juga pernah terjadi pada tahun 1797 dan 1833.
Iwan bilang, para ahli bisa memprediksi besarnya, tapi tidak bisa prediksi kapan persisnya. Karena itu, yang lebih penting adalah bersiap menghadapi kemungkinan potensi gempa dan tsunami. “Sungguh tidak bijaksana jika ada institusi pemerintah yang mengabaikan peringatan tersebut,” ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved