Sebanyak 22 perguruan tinggi di Belanda memberikan paket beasiswa pendidikan kepada pelajar Indonesia yang memiliki kualitas akademik tinggi dan ingin melanjutkan sekolahnya. Program beasiswa melalui Orange Tulip Scholarship (OTS) 2016 ini diprakarsai oleh Nuffic Netherlands Education Support Office (Neso) Indonesia.
"Kami senang, tahun ini OTS masih memberikan kesempatan bagi pelajar Indonesia yang ingin mengembangkan diri untuk menjadi warga dunia. Nantinya, para siswa akan didorong untuk menyelesaikan kasus-kasus akademik dan kehidupan nyata dalam lingkungan internasional," kata Nyimas Dian Fitriani dari Bidang Promosi Edukasi Neso Indonesia kepada politikindonesia.com usai OTS Launching Event, di Jakarta, Selasa (01/12).
Dijelaskan untuk OTS tahun 2016, dari 22 perguruan tingg ditawarkan, ada 35 skema beasiswa berbeda untuk 73 pelamar dengan nilai total 657.130 Euro. Sedangkan, untuk jenjang studi yang ditawarkan program OTS tahun 2016 meliputi program gelar S-1 (Bachelor) dan S-2 (Master) di berbagai mata pelajaran dan program studi.
"Setiap beasiswa memiliki struktur pendanaan berbeda. Sebagian besar beasiswa diberikan dalam bentuk biaya kuliah parsial atau penuh. Sedangkan skema yang harus disiapkan pelajar, meliputi tambahan biaya hidup, atau biaya visa, dan asuransi," ujarnya.
Untuk itu, lanjutnya, jika tertarik mendaftar beasiswa OTS tahun depan, para pelajar harus mengajukan permohonan ke institusi pendidikan Belanda pilihan serta Nuffic Neso Indonesia. Batas waktu pendaftaran akan dibuka secara umum pada 1 April 2016.
"Namun, beberapa skema beasiswa ini akan mensyaratkan batas waktu yang berbeda. Semuanya tergantung sekolah yang mereka pilih. Bahkan, ada yang membuka pendaftaran hingga Februari 2016," paparnya.
Menurutnya, program beasiswa tersebut mendukung mahasiswa dan profesional muda untuk mewujudkan potensi mereka. Selain itu, Belanda juga memiliki banyak hal yang ditawarkan. Lingkungan belajar yang aman dan toleran yang terasa seperti “Home Away From Home” bagi mahasiswa Indonesia.
"Universitas di Belanda benar-benar internasional dalam hal staf, mahasiswa dan kurikulumnya. Di kelas siswa didorong untuk menyelesaikan kasus-kasus akademik dan kehidupan nyata dalam lingkungan internasional, sehingga mempersiapkan mereka untuk dapat bekerja kerja di dunia global yang kompetitif," tandasnya.
Sementara itu, Archie Swasti, peraih beasiswa OTS yang baru saja lulus dari Universitas of Amsterdam menambahkan, meskipun program internasional, setiap kelas memiliki batasan kuota maksimum. Hal itu membuat suasana belajar dalam lingkungan internasional semakin terasa.
"Karena setiap orang berasal negara atau tempat berbeda di dunia. Jadi, hampir tidak mungkin satu kelas itu hanya diisi oleh mahasiswa dari negara tertentu saja," ucap.
Menariknya lagi, kata Archie, lulusan OTS memiliki kewajiban untuk tetap berada di Belanda selama setahun untuk mencari pekerjaan. Karena konse OTS memanf berbeda dengan beasiswa yang ditawarkan oleh negara lain yang setelah lulus, mahasiswanya harus kembali ke negara asal untuk mengaplikasikan semua ilmu yang didapat b
"Para lulusan OTS sebagian besar langsung mendapat pekerjaan. Namun, karena alasan tertentu, setelah lulus saya langsung kembali ke Jakarta dan saya ingin mengaplikasikan ilmu yang saya dapat di Jakarta," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved