Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah menetapkan status siaga bencana banjir untuk wilayah ibukota. Melalui Keputusan Nomor 70 Tahun 2014, status siaga banjir terhitung sejak 13 Januari hingga 12 Februari 2014.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataannya melalui akun Twitter, Selasa (14/01), mengatakan, dengan status siaga itu, maka operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) dilakukan mulai Selasa ini hingga 2 bulan ke depan.
Sutopo mengatakan, ada 2 strategi TMC yakni mempercepat jatuhnya hujan di luar Jakarta di daerah aman banjir dan menghambat pertumbuhan awan.
Dalam operasi ini, dikerahkan 1 pesawat Hercules TNI AU, 2 pesawat Casa 212 dengan posko di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. “Biaya TMC sekitar Rp20 miliar untuk operasional pesawat terbang, bahan semai, pembuatan alat mekanisasi seeding selama 2 bulan," ujarnya.
Sutopo mengatakan, dibandingkan dengan dampak banjir, biaya TMC tergolong kecil. Ia mencontohkan, dampak banjir 2007 sekitar Rp3,8 triliun atau 2013 sebesar Rp7 triliun. Ditambah lagi, tidak ada dampak negatif TMC baik kualitas air hujan dan kekeringan.
“Bahan semai yang digunakan juga garam dapur (NaCl) yang dihaluskan hingga lebih kecil dari tepung dan selanjutnya disebarkan dari pesawat terbang," katanya.
Sutopo mengatakan, bahan semai dan tenaga ahli yang terlibat semuanya dari dalam negeri yakni BNPB, BPPT, TNI AU, BMKG, BPBD, dan Kementerian PU.
Operasi TMC ini menargetkan curah hujan di Jakarta selama Januari-Februari 2014 berkurang hingga 35 persen dari kondisi normal. Hal seperti ini pernah dilakukan ketika SEA Games di Sumatera Selatan tahun 2011 dan PON Riau tahun 2012.
© Copyright 2024, All Rights Reserved