Patahan Lembang yang selama ini dikatakan tidak aktif, berdasarkan hasil penelitian Tim Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana bersama Tim GREAT Institut Teknologi Bandung (ITB) ternyata aktif.
Hal tersebut didapatkan atas hasil penelitian lapangan Tim terhadap Gempa dengan magnitude 3,3 Skala Richter yang terjadi di Bandung Utara pada Minggu (29/08) pukul 16.10 WIB.
Kepada politikindonesia.com, Kamis (01/09), DR.Danny Hilman Natawidjaja, salah satu Tim peneliti, data dan fenomena alam yang mereka teliti sudah cukup membuktikan bahwa Patahan Lembang merupakan patahan aktif. Sehingga perlu di-mitigasi secara serius potensi ancaman bencananya.
Danny mengungkapkan, si sebelah Timur dari lokasi patahan ditemukan ada fenomena alam yang sangat menarik. Disana terlihat sebuah alur (lembah) sungai besar yang tampak mengalami pergeseran sekitar 370mm.
" Arah geraknya, blok Utara ke kanan dan blok Selatan ke kiri," ungkap pakar gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu.
Kata Danny, bila diasumsikan bahwa patahan Lembang ini dapat menghasilkan gempa berkekuatan 7 SR yang umumnya berasosiasi dengan pergerakan tanah sekitar 1-2 meter, maka pergeseran 370mm ini ekuivalen dengan gempa 7 SR sebanyak paling tidak 150 kali kejadian (selama puluhan ribu tahun).
Selain pergerakan horizontal, ungkap Danny terlihat jelas pula pergerakan vertikal. "Blok Selatan naik dan blok Utara turun."
Diungkapkan Danny, berdasarkan Peta digital Intermap 5m-spasing DSM, peta lokasi wilayah kerusakan gempa Cisarua yang disurvey, jelas menunjukkan lokasi kerusakan persis berada pada gawir patahan.
Sementara pada peta zomm dengan data LIDAR yang beresolusi lebih dari 1 meter. Sekitar 150 meter di Timur lokasi kerusakan akibat gempa terlihat ada seperti sobekan tebing berbentuk "U" membuka ke Utara.
"Ini menunjukkan bekas terjadinya longsor Purba yang cukup besar, kemungkinan terjadi akibat gempa besar di masa lalu. Ini hal yang cukup mengerikan. Bayangkan kalau longsor seperti ini terjadi sekarang," ujar Danny
Menurut Danny, temuan lapangan yang menunjukkan patahan Lembang aktif, memang bisa diperdebatkan oleh banyak pihak, utamanya para ahli geologi.
Seperti diketahui, sejak terjadinya gempa berkekuatan 3,3 SR di Bandung Utara pada Minggu (29/08) pukul 16.10 WIB, Staf Khusus Presiden Bidang BSB membentuk Tim Peneliti pada Selasa pagi (30/08). Tim melakukan penelitian didaerah gempa, termasuk dilokasi kerusakan yang terjadi.
Meski berskala kecil, hanya 3,3 SR, gempa ini terbilang merusak. Ada sekitar 100 rumah rusak di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung barat, akibat gempa tersebut.
Menurut Erick Ridzky, salah seorang tim peneliti, dalam catatan pihaknya, pada Juni lalu juga pernah terjadi gempa di Cikalong Wetan. Pusat gempa itu berada di sebelah barat Bandung.
© Copyright 2024, All Rights Reserved