Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, mengakui negaranya bertanggung jawab atas kebocoran informasi intelijen dalam penyelidikan serangan bom di Manchester yang menewaskan 22 orang pada Senin lalu. Akibat bocornya data tersebut, Inggris menangguhkan kerjasama berbagi informasi intelijen dengan AS.
"Kami bertanggung jawab penuh dan kami sangat menyesal itu semua terjadi. Kami mengutuk karena informasi itu tersebar dengan cara yang tidak layak," ujar Tillerson, seperti diberitakan Reuters, Jumat (26/05).
Pernyataan tersebut disampaikan Tillerson menanggapi sikap Inggris menangguhkan kerja sama berbagi informasi intelijen setelah data tersebut tersiar ke media. Tillerson berharap, kedua negara justru dapat bekerja sama lebih erat agar kebocoran data intelijen tak lagi terjadi.
Hingga saat ini, proses penyelidikan terkait Bom Manchester masih terus dilakukan. Kepolisian Inggris telah mengantongi sejumlah data mengenai pelaku bom bunuh diri yang beraksi dalam konser Ariana Grande tersebut.
Menteri Dalam Negeri Inggris, Amber Rudd, mengonfirmasi bahwa pelaku bernama Salman Abedi, seorang warga keturunan Libya.
Akibat teror ini, pemerintah meningkatkan keamanan nasional hingga ke level kritis, yang berarti serangan serupa dapat saja terjadi kembali.
© Copyright 2024, All Rights Reserved