Sebagian wilayah di Kota Manado terendam banjir. Banjir terjadi karena hujan yang mengguyur Kota Manado sejak Selasa (14/01) kemarin hingga Rabu pagi (15/01).
Di Kanaan, Ranotana Weru Lingkungan 9, banjir berasal dari luapan sungai yang naik hingga ketinggian mencapai atap rumah. Di Lingkungan 1, warga terjebak di dalam rumah dan tidak bisa keluar.
Sementara, di Kampung Ternate, Kecamatan Singkil yang memang "langganan" banjir, air sudah mulai meninggi memasuki pekarangan. Luapan air dari Sungai Jengki juga telah meninggi. "Kalau begini kondisinya, saya khwatir banjir akan membesar seperti tahun lalu," kata seorang warga Kampung Ternate,Lani.
Sebelumnya, tahun 2013 lalu, puluhan ribu orang diungsikan menyusul banjir yang merendam ribuan rumah warga di beberapa kecamatan yang ada di Kota Manado.
Selain menyebabkan banjir, hujan juga mengakibatkan terjadinya longsor di ruas jalan yang menghubungkan Manado dan Tomohon. Longsor yang terjadi pada Rabu dinihari (15/01) telah membuat arus lalu lintas terhambat.
Di Amurang, Minahasa Selatan seorang anak berusia 14 tahun, Inka Rompis, dilaporkan hilang diseret ombak ketika sedang mandi di pantai Pounak, Kecamatan Tenga. Hingga saat ini korban masih terus dicari.
Selasa (14/01) kemarin, pohon tumbang di ruas jalan Amurang telah membuat kemacetan parah di jalan trans Sulawesi tersebut. Akibatnya, warga dari Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Tengah terhambat saat memasuki Manado.
Wakil Wali Kota Manado Harley Mangindaan memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan penanganan banjir. Rabu pagi ini hujan terus mengguyur Kota Manado.
© Copyright 2024, All Rights Reserved