Serangan bom bunuh diri kembali mengguncang Kabul, Afghanistan. Rabu (20/01) malam, sebuah mobil siaran milik Tolo News, televisi swasta menjadi target serangan bom. Sebanyak 7 penumpang dalam mobil itu tewas.
Ledakan terjadi di tengah situasi ramai dekat kantor Parlemen Nasional, Kabul. Kepala Kepolisian Kabul Abdul Rahman Rahimi mengatakan, serangan tersebut adalah hal yang brutal.
"Kejadian brutal dan pengecut tak akan menghentikan keinginan kami untuk terus melayani negeri ini, rakyatnya, dan melindungi demokrasi," ujar Rahman seperti dikutip Reuters, Kamis (21/01).
Akhir tahun lalu, kelompok Taliban secara terbuka memberikan ancaman pada stasiun televisi Tolo News, setelah stasiun televisi ini menayangkan dokumenter tentang laporan dugaan penculikan, perkosaan, dan eksekusi yang dilakukan oleh kelompok radikal tersebut saat terjadi Perang Kunduz.
Kelompok pemberontak ini telah menguasai sebelah selatan kota tersebut sejak Oktober. Ini adalah penguasaan terbesar yang pernah mereka lakukan, sejak Taliban terguling.
"Jika mereka tak menghentikan aktivitas "setan" itu, ini tak akan menjadi serangan terakhir untuk mereka," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, melalui pernyataan yang dikirim via email.
Tolo News adalah media yang masih aktif menjalankan tugas jurnalistiknya di negara tersebut selama bertahun-tahun. Mereka mempekerjakan puluhan jurnalis.
Serangan terakhir pada wartawan, yang terjadi dekat Kedubes Rusia di Kabul, menewaskan 25 wartawan. Serangan ini membuat Pakistan menjadi salah satu negara yang paling berbahaya bagi wartawan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved