Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 memiliki konsekuensi tidak ringan pada tatanan sosial-ekonomi nasional.
Sebab, kata Anas, arus modal, barang, dan jasa secara bebas akan masuk ke dalam negeri, yang memberi imbas kompleksitas masalah pada sektor ekonomi, sosial, budaya, dan bahkan keamanan.
"Jembatan sudah dirobohkan, tidak ada jalan untuk kembali. Persaingan global adalah keniscayaan, hadapi dengan optimistis dan penuh antisipasi,” kata Abdullah Azwar Anas di hadapan 1.200 taruna peserta Latihan Integrasi Taruna Wreda (Latsitarda) Nusantara ke-XXXIV di Banyuwangi, Senin (02/06).
Taruna tersebut berasal dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Banyuwangi menjadi markas komando dari para taruna tersebut yang selama sebulan melakukan kegiatan bakti masyarakat. Acara rangkaian penutupan dihadiri oleh sejumlah petinggi TNI dan IPDN.
Menurut Anas, populasi penduduk ASEAN ada 600 juta jiwa. Di mana sekitar 40%dari populasi tadi ada di Indonesia. Dengan populasi sangat besar tersebut, posisi Indonesia sangat strategis dalam konstelasi ekonomi-politik Masyarakat Ekonomi ASEAN. “Namun, jika tak siap, kita akan kalah, bisa-bisa menjadi tamu di negeri sendiri dalam konteks ekonomi,” kata Anas.
Untuk itu Anas mengajak masyarakat Banyuwangi sendiri sekarang terus berbenah. Kita tingkatkan pertanian pangan dan hortikultura. Pemkab berjanji memfasilitasi pengurusan HAKI untuk UMKM-UMKM.
Anas mengatakan, perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara ASEAN masih defisit, seperti dengan Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam. Indonesia hanya surplus jika dibandingkan dengan negara-negara kecil seperti Kamboja, Laos, Myanmar.
"Pilar MEA adalah ASEAN sebagai pasar tunggal, termasuk untuk tenaga kerja terdidik, barang, jasa, dan investasi. Kita harus siap,” kat Anas.
Meski dihadapkan pada tantangan berat, Anas sendiri memiliki keyakinan bahwa Indonesia dapat berkompetisi. Negara ini mempunyai potensi hebat.
"Ke depan, Indonesia juga akan menikmati bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif yang sangat tinggi, saat negara lain justru mengalami kelebihan penduduk usia non-produktif," kata Anas.
Mengutip data BPS, Anas mengatakan, jumlah pemuda berusia 16-30 tahun pada 2015 akan mencapai 62,24 juta jiwa (sekitar 26% dari total penduduk). Indonesia juga akan memasuki fase bonus demografi pada 2030-2035 dengan 70% penduduk berada di usia produktif. "Bonus demografi ini hanya terjadi satu kali dalam sejarah struktur kependudukan di sebuah negara," pungkas Anas.
© Copyright 2024, All Rights Reserved