Pemimpin Catalonia, Carles Puigdemont, telah menandatangani deklarasi kemerdekaan wilayah tersebut dari Spanyol, pada Selasa (10/10) waktu setempat. Meski demikian, Carles menunda pemisahan diri secara resmi dan menyerukan dialog dengan pemerintah Spanyol.
Sementara Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, menggelar rapat darurat kabinetnya pada Rabu pagi untuk membahas tanggapan atas krisis politik tersebut.
Rajoy telah bersumpah untuk menggunakan semua kekuatannya untuk mencegah pemisahan diri Catalonia dari Spanyol dan hendak mengevaluasi status semi otonomi untuk wilayah tersebut.
Dalam sebuah pidato dihadapan parlemen lokal di Barcelona, Presiden Catalonia Carles Puigdemont mengatakan, dia telah menerima mandat rakyat agar Catalonia menjadi republik independen setelah referendum yang dilarang pada 1 Oktober.
Namun, pria berusia 54 tahun itu meminta parlemen Catalonia untuk menunda pemisahan diri tersebut dengan terlebih dahulu membuka ruang dialog dalam beberapa pekan mendatang dengan Madrid.
Sejauh ini tidak jelas apakah dokumen pernyataan kemerdekaan itu memiliki kekuatan hukum atau tidak karena referendum pada 1 Oktober dilarang Mahkamah Konstitusi. Selain itu, pemisahan diri harus disahkan oleh parlemen Catalonia.
Carles Puigdemont di depan parlemen memuji proses referendum dan mengkritik tindakan pemerintah Spanyol. Namun, ia juga khawatir tentang pertikaian yang mungkin terjadi antara kubu yang menentang dan menolak kemerdekaan.
“Kami semua adalah bagian dari masyarakat yang sama dan kita perlu melangkah maju bersama. Satu-satunya jalan maju adalah demokrasi dan perdamaian," kata Puigdemont.
© Copyright 2024, All Rights Reserved