Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief memaparkan hasil penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri tentang Gunung Padang. Paparan itu disampaikan saat rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono tiba di situs megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (25/02) siang.
Kedatangan Presiden dan Ibu Negara disambut antusias warga sekitar Gunung Padang. Dari depan gerbang situs Gunung Padang, rombongan ini disambut pertunjukkan marching band dari SMK Cempaka Kabupaten Cianjur. Masyarakat sekitar Gunung Padang yang sudah menunggu sejak pagi tadi terlihat suka cita menyambut kedatangan orang nomor satu di Indonesia ini.
Presiden dan Ibu Negara serta rombongan, selanjutnya disambut Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Kapolda Jabar Irjen M Iriawan, dan Wakil Kepala Polda Jabar Brigjen Rycko Amelza Dahniel.
Cuaca di sekitar kawasan Gunung Padang mendung dan berawan. Tapi, kabut yang sempat turun pada pagi ini, kini sudah hilang. Di antara rombongan Presiden tampak pula Sekjen DPP Partai Demokrat yang juga putra bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.
Situs megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, merupakan punden berundak terbesar di Asia Tenggara dengan luas mencapai 3 hektare. Fungsi Situs Gunung Padang diyakini sebagai tempat pemujaan sekitar 2000 tahun sebelum masehi.
Pada Maret 2011, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief menginisiasi pembentukan tim katastrofi purba untuk meneliti aktifitas sesar aktif Cimandiri yang melintas dari Pelabuhan Ratu sampai Padalarang melewati Gunung Padang.
Ketika tim melakukan survei bawah permukaan Gunung Padang diketahui tidak ada intrusi magma. Kemudian tim peneliti melakukan survei bawah permukaan Gunung Padang secara lebih lengkap dengan metodologi geofisika, yakni geolistrik, georadar, dan geomagnet di kawasan Situs tersebut. Hasilnya, semakin meyakinkan bahwa Gunung Padang sebuah bukit yang dibuat atau dibentuk oleh manusia (man-made).
Pada November 2011, tim yang dipimpin oleh Dr. Danny Hilman Natawidjaja, terdiri dari pakar kebumian ini semakin meyakini bahwa Gunung Padang dibuat oleh manusia masa lampau yang pernah hidup di wilayah itu.
Hasil survei dan penelitian kemudian dipresentasikan pada berbagai pertemuan ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional, bahkan mendapat apresiasi dari Prof. Dr. Oppenheimer.
Kemudian tim katastrofi purba menginisiasi pembentukan tim peneliti yang lebih lengkap difokuskan untuk melakukan studi lanjutan di Gunung Padang, dimana para anggota peneliti diperluas dan melibatkan berbagai bidang disiplin ilmu dan berbagai keahlian. Tim ini dinamakan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM).
Dalam tim ini bergabung sejumlah pakar. Sebut saja Dr. Ali Akbar seorang peneliti prasejarah dari Universitas Indonesia, yang memimpin penelitian bidang arkeologi. Kemudian Pon Purajatnika, M.Sc., memimpin penelitian bidang arsitektur dan kewilayahan, Dr. Budianto Ontowirjo memimpin penelitian sipil struktur, dan Dr. Andang Bachtiar seorang pakar paleosedimentologi, memimpin penelitian pada lapisan-lapisan sedimen di Gunung Padang.
Seluruh tim peneliti itu tergabung dalam TTRM Gunung Padang yang difasilitasi kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana. Menariknya, seluruh pembiayaan penelitian dilakukan secara swadaya para anggota peneliti.
Dari penelitian TTRM didapat fakta, struktur punden berundak tersebut tidak hanya ada puncak seperti yang selama ini diperkirakan, tapi meliputi badan bukit setinggi 100 meter dengan luas 15 hektar, bahkan mungkin lebih besar lagi.
Punden berundak ini mirip Situs Machu Pichu di Peru. Yang lebih fantastis, struktur bangunan tidak hanya di (dekat) permukaan tapi berlapisâ€lapis sampai puluhan meter di bawah tanah yang dibangun secara bertahap dari zaman ke zaman. Umurâ€umur lapisan sudah diperkirakan berdasarkan analisa karbon dating.
TTRM meyakini, Gunung Padang berpotensi menjadi situs zaman praâ€sejarah terpenting di dunia, yang menjadi saksi sejarah timbul dan tenggelamnya peradaban sejak zaman es. Keberadaan situs ini sekaligus pembuktian terhadap hipotesis bahwa bencana katastrofi dapat meâ€reset populasi dan peradaban manusia seperti halnya bencana banjir Nabi Nuh dalam Kitabâ€kitab suci.
Atas alasan itu, penelitian Gunung Padang sangat penting untuk dituntaskan dan dilanjutkan dengan tahap pemugaran dan pengembangan kawasan sehingga dapat benarâ€benar bermanfaat untuk kemakmuran bangsa dan negara.
© Copyright 2024, All Rights Reserved