Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq enggan berkomentar terkait kabar penetapan dirinya sebagai tersangka kasus dugaan suap impor sapi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Luthfi mengatakan, dirinya ingin mempelajari kasus ini lebih dulu.
“Saya belum mau komentar. Saya pelajari dulu apa yang terjadi," terang Luthfi kepada pers, Rabu malam (30/01), di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta.
Sejak sore, Luthfi berada di DPP PKS untuk melakukan rapat mingguan dengan pengurus DPP. Setelah memberikan pernyataan singkat itu, Luthfi yang mengenakan baju putih ini langsung masuk ke dalam lift. Di dalam rapat DPP itu hadir pula Ketua DPP bidang Kebijakan Publik Hidayat Nur Wahid dan Ketua DPP bidang Advokasi Buruh dan Nelayan Indra.
Jika LHI itu benar adalah Lutfi, ini pertama kalinya dalam sejarah seorang kader PKS dijadikan tersangka kasus korupsi oleh KPK. Dan tak tanggung-tanggung, yang terjerat pucuk pimpinan tertingginya.
Seperti diberitakan, KPK telah memastikan adanya praktik suap terkait impor daging sapi. Suap itu diketahui setelah ada penangkapan pada Selasa malam (29/01). Salah satu tersangka yakni berinisial LHI yang diduga kuat adalah Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq yang juga merupakan Anggota Komisi I DPR.
“Kita temukan 2 alat bukti yang cukup yang bisa dikaitkan dengan salah satu anggota DPR atas nama LHI,” ujar Johan tentang alasan KPK mengenakan status tersangka itu.
Selain LHI, KPK juga menetapkan tersangka lain adalah AF, JE (Direktur Utama PT Indoguna), dan AAE (salah satu Direktur Indoguna). JE dan AAE menyerahkan uang senilai Rp1 miliar kepada AF di kantor Indoguna di kawasan Pondok Bambu Jakarta Timur. Dari tempat itu, AF membawa uang tersebut ke hotel Le Meridien sebelum kemudian diserahkan kepada LHI.
© Copyright 2024, All Rights Reserved