Tak ingin menambah polemik. Sejumlah elite Partai Demokrat enggan menanggapi soal pernyataan yang dilontar Anas Urbaningrum. Mereka lebih memilih membiarkan proses hukum terhadap Anas berjalan, sehingga terbukti yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.
Seperti diketahui, sebelum memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (10/01) pekan lalu, Anas menggelar jumpa pers di rumahnya, di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Dalam pernyataannya, Anas melontarkan sejumlah tudingan bahwa kasusnya adalah kasus politik. Anas juga menuding dirinya tidak dikehendaki oleh demokrat dan akhirnya dikorbankan.
Usai memenuhi panggilan, Anas akhirnya ditahan di Rutan KPK. Saat keluar gedung KPK menuju Rutan, Anas mengucapkan terima kasih kepada Ketua KPK Abraham Samad hingga para penyidik. Diakhir ucapannya, Anas mengatakan di atas segalanya dia berterima kasih kepada Susilo Bambang Yudhoyono. Dan mengatakan, ini adalah kado tahun baru buat SBY.
Terhadap semua serangan politik yang dilontarkan Anas tersebut, elite Demokrat memilih tidak bereaksi. Berbeda dengan sebelum-sebelumnya, dimana serangan kubu Anas langsung disikapi, kini mereka memilih bungkam. “Tidak usah dikomentari yang gitu-gitu. Dia bicara apa, nggak usah dikomentar," ujar anggota Dewan Pembina Partai Demokrat EE Mangindaan, di Jakarta, Rabu (15/01).
Sikap senada juga ditunjukkan oleh Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan. Menteri Koperasi dan UKM ini enggan menanggapi celotehan Anas. “Saya tidak mau mengomentari soal itu, soal Anas. Yang penting biarlah proses hukum yang jalan," kata Syarief.
Syarief mengatakan, dirinya percaya pada KPK dan membiarkan proses hukum berjalan. Menurut Syarief, hukum nanti yang membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah. “Harapan kami proses hukum berjalan, yang benar adalah benar, yang salah adalah salah. Ya kami harus menghormati, dan memberi kesempatan kepada penegak hukum," jelas Syarief.
© Copyright 2024, All Rights Reserved