Minyak mentah berjangka Amerika Serikat menguat pada perdagangan Asia, Rabu (18/06). Naiknya harga minyak dipicu konflik di Irak. Kondisi tersebut menipiskan keyakinan para pelaku pasar dapat terjadinya pertumbuhan minyak anggota OPEC. Konflik Irak yang memanas juga mendorong persediaan minyak mentah AS menurun melebihi perkiraan.
Situs cnbc.com melaporkan, minyak mentah AS untuk pengiriman Juli naik 20 sen menjadi US$106,56 per barel. Pada perdagangan kemarin, minyak mentah AS melemah 54 sen di US$106,36 per barel dimana kontrak Juli akan berakhir pada tanggal 20 Juni.
Sementara minyak mentah Brent, untuk pengiriman Agustus, melemah 20 sen menjadi US$113,25 per barel. Sebelumnya, sempat mengalami kenaikan 51 sen pada level US$113,45 per barel.
Dari perkembangan konflik Irak, Presiden AS Barack Obama mengatakan, kesiapannya untuk bertemu dengan para pemimpin kongres AS untuk membahas serangan di Irak.
Menurut Obama, hal ini menjadi bagian tanggung jawab AS untuk melindungi rakyat Irak terhadap pemberontakan Sunni.
Sedangkan, seorang pejabat senior minyak di Irak kemarin mengatakan, Irak butuh impor untuk kebutuhan produk minyak lebih dari 300.000 barel per hari. Kondisi ini mengindikasikan, target pertumbuhan minyak Irak semakin berisiko.
Bursa saham AS berhasil menguat pada penutupan perdagangan dini hari tadi. Indeks S&P500 naik 4,21 poin atau 0,22% ke 1.941,99, indeks Dow Jones naik 27,48 poin atau 0,16% menjadi 16.808,49 dan indeks Nasdaq menguat 16,13 poin atau 0,37% ke 4.337,23.
© Copyright 2024, All Rights Reserved