Titik panas atau hotspot kebakaran hutan di Riau dan Kalimantan Barat (Kalbar) semakin banyak. Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua, Selasa (29/07), hotspot di Riau terdeteksi 143 titik, sedangkan ke Kalbar 268 titik.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, distribusi hotspot di Riau adalah Rohil 46, Bengkalis 24, Dumai 35, Inhil 6, Inhu 3, Kampar 2, Kuansing 7, dan Pelalawan 10. Jarak pandang di Dumai dan Pelalawan pendek karena tertutup asap. Di Kalbar sebaran hotspot adalah Bengkayang 15, Kapuas hulu 25, Kayong Utar 7, Ketapang 19, Kubu Raya 15, Landak 8, Melawi 8, Pontianak 19, Sambas 65, Sanggau 33, Sekadau 5, Singkawang 2, dan Sintang 47.
Kepala BNPB Syamsul Maarif, telah memerintahkan memindahkan helikopter MI-8 dari Palangkaraya ke Pontianak untuk melakukan water bombing.
Di Riau, 100 personel TNI AD, 100 personel TNI AU dan 500 personil Polri memadamkan titik api di darat. Ratusan personel Manggala Agni, BPBD, dan relawan ikut memadamkan api.
Meski telah dilakukan upaya pemadaman, namun pembakaran yang dilakukan oleh oknum individu dan kelompok masih lebih intensif sehingga hotspot makin banyak.
Pascalebaran kemarin, aparat dari Brimob, Polda Riau, Polres dan Manggala Agni langsung melakukan pemadaman di beberapa titik. Bahkan water canon Polres Inhil digunakan untuk memadamkan api krn terbatasnya air untuk memadamkan.
Kabut asap telah menutupi wilayah Dumai sehingga jarak pandang 2 km pada Selasa pagi. Satgas darat melaporkan lahan seluar 848 ha terbakar. Di lapangan luas wilayah yang terbakar lebih luas karena banyak daerah terbakar yang jauh dari aksesibilitas sehingga tidak terhitung luasnya.
Satgas udara masih terus mengoperasikan water bombing dan modifikasi cuaca. Gubernur, Bupati dan Walikota diminta intensif memimpin pengendalian karhutla di wilayahnya. Pencegahan lebih efektif jika dibandingkan dengan pemadaman, apalagi jika lahan yang terbakar adalah gambut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved